Semua orang boleh punya urusan. Apa mereka nggak sadar klo wa lahir juga dengan berbagai urusan. Ok lah klo urusan mereka tidak menggangu urusan wa, nah ini tae babi aja seenak bokong ayam ajah minta gw melaksanakan urusan nya untuk menggantikan urusan mereka karena mereka punya urusan yang lebih penting dari pada urusan yang minta digantiin ama wa. Ok lah (again) kalau itu urusan persahabatan atau urusan sosial wa bisa terima, ini nggak wa buruh disini, dan harga waktu wa disini cuma Rp1750/jam nya. Apa mereka tau klo wa nggak makan seharian cuma karena menggantikan urusan mereka?
Ok, TUhan maha adil ternyata.
Kembalinya seorang sahabat dari goa hitam dengan membawa sejumput kopi aceh dingin dan sebuah pusaka perjuangan (gambar ada dibawah),mengingatkan aku pada "Hanya ada satu kata, Lawan!"
Catatan Malam
by Wiji Thukul
anjing nyalak
lampuku padam
aku nelentang
sendirian
kepala di bantal
pikiran mengawang
membayang pernikahan
(pacarku buruh harganya tak lebih dua ratus rupiah per jam)
kukibaskan pikiran
tadi dalam gelap makin lekat
aku ini penyair miskin
tetapi kekasihku cinta
cinta menuntun kami ke msa depan
solo-kalangan, 23 februari 88
Labels: Nggak ada tawarmenawar